Puisi: Kutemui Lagi

Aku
menumpas bait-bait terdahulu
tebas mimpi yang jadi pelampiasan jutaan kata
.
Pernah ada di mana kita tertawa, aku hampir tertawan
lupa akan lelah, namun rasa ambisiku, nafasnya menghela
tawamu, canda kala dulu
dengan lihai tanpa wajah
muncul di semilir angin sore di depan rumah
.
Aku
pergi berjelaga dengan asa di dada
sekian lama tak berwarna
benar, tanpa rasa
kau sekian kali ku buang ku tendang
ke hulu, namun kembali pada kata per suku
.
Aku
kini malu pada harap yang kucerca
berusaha kembali
ketuk warna pada masa, masanya remaja
mungkin bukan romansa
tapi bagaimana melihat itu pada cakrawala
lalu ia tak sesak di dada nantinya
.
Bahwa cinta
berandil penting pada mimpi dan kata-kata
cinta awan kepada angin
cinta kuda pada induknya
cinta manusia pada Penciptanya
-Jakarta, 2018

TULISAN LAIN ^-^
--
PUISI: FILOSOFI JARAK 
PUISI: SAJAK GEMERLAP 
Perjalanan Naluri 4 : Kaget ehh!  
TULISAN AKHIR TAHUN (2)  

 

Comments

Popular Posts