Puisi: dua pasal
Kalau menyerahku sudah mengeluarkan semburatnya
Ketetapan sang pemilik mau digimanakan lagi?
Yang pisah tetap pisah
Yang satu tetap satu
Kalau laut yang lebar sangat itu tak bisa mengecil
Harus aku bangun pulau2 diatasnya?
Optimis dalam melawan punca Tuhan bukanlah lelucon, tak pernah jadi
Jadi begini rencananya,
Ku pasak tiang-tiang hitam dan putih pekat di lelembar jalan
Bakar abu-abu, ini tak boleh atas nama ragu
Ku pasang pasak lalu kuturut ia
Kalau bisa kau sih tidak muncul lagi
Tapi,
Bukankah yang satu akan tetap satu?
Walau nanti ganti ke pasal berikutnya
Sekian,
selamat hidup,
selamat apa saja terserahmu
Jakarta, 5 januari 2020 WOI BESOk PISIKA GIMANA INI ASDNRBCNEMDNRJND
Comments
Post a Comment