Puisi: from mtk to kisah awan dan lembayung

"Awan! Kau mau kemana?" Lembayung, putri tertua memanggil sahabat sematinya itu.
"Maaf Lembayung,
Ibu membentakku untuk mencintai Suara"
"Awan pergi,
Lembayung bisa apa?"
.
"Awan, jika benar takdir itu ditulis Penciptamu, bukankah kita harus terus mengiyakan? "
Jawab Awan, bahwanya ia mengiyakan dengan ribuan pertanyaan
.
Mengapa berusaha mencintai sebegitu keras dan terjal?
Mengapa berupaya memahami, apalagi yang dibenci,
semakin rumit layaknya semesta?
.
"Awan, terus berjalan, doa Lembayung menyertai, sampai jumpa saat tua nanti ya, hahaha"
.
Lalu dengan tragisnya
Mereka berpisah
.
.
Dah sekian, gue ceritanya sedang belajar mencintai mtk, jakarta 8-01-20




Comments

Popular Posts