tentang sebuah ego

Bisa dibilang egois kalau kita memaksakan sesuatu harus untuk kita, harus ditakdirkan untuk kita. Sangat tidak baik.

Tapi masih dibilang egoiskah jika waktu mengharuskan kita untuk menyukai seseorang beribu penggemar? Beribu penyuka?

Walau tak dikata, saat kuranut baik-baik, tetap saja titiknya bertemu pada sebuah nama bernama keegoisan. Apalagi melihat fisik tak sepadan, tertawa aku melihat diri sendiri.

Kuumpamakan penyukanya adalah gerombolan awan-awan, pasti salah satunya ada yang jatuh padanya. Atau mungkin diluar awan-awan itu, awan lain jatuh padanya. Dia pun jatuh.

Lalu dimana aku? Aku itu cuma titik gas yang masih mengembara. Atau masih berupa air didarat? 
-jakarta 30 maret 2020


Untuk berniat menyukai, ga pantes, ga pantes banget ta mohon maaf, harus bisa iklas oke?

Comments

Popular Posts