celengan puisi 6-7-8
Infanteri pulang membawa angin
Bagai rusa ia lari ketar ketir
Membawa sebungkus gandum
Dan cincin atas janjinya
.
Pulang perang mengidamkan sua ia bernasib malang
Lukanya terlanjur berbuih
Tapi matanya tetap berlari menuju rumah kecil di ujung desa
Tapi makin menggelap, matanya
.
Suatu pasar ramai
Adik dan wanita membeli gandum
Bertanya, ini bukankah gandum yang sama?
Mengapa harus ada buih luka?
.
Jakarta, 11 Juni 2021
-------------------------------------------------------------------
Aku menyelipir ulah guru dadakan
Melihat semuanya mulai berbelok
Yang saru berubah makin saru
Yang berwarna, belok jadi aneh
Distorsi terus-terusan
.
Kemarin padahal mataku ya mata biasa
Ada orang duduk ku gambar garis tubuhnya
Kini semua jadi tanda tanya besar
Tak ada yang mau mewadahi
.
Kadang muak dan mual
Campur di kepala ini apa itu mengapa
Runyam di otak ada apa pada alhapua
Ada apa pada Pizzaro
Berisik, tapi aku ingat
Pernah mimpi ini
.
Ya Tuhan, aku mau tanyaku makin banyak
Sekarang kepuyengan
Dasar human
.
Jakarta, 11 Juni 2021
-------------------------------------------------------------------
Ada pada satu kenur berwarna nila
Kuikat tali jerami lalu kugantung didepan halaman mimpi di siang bolong
Apakah akan berulang?
Jadi tiang-tiang dan kesedihan
Atau tidak apa-apa?
Tanpa uang tinggalan dan keinginan berpamit
Atau bahkan aku tak tahu jika pernah bertanya ini?
.
Jakarta, 11 Juni 2021
Comments
Post a Comment