ti te fi fe

ini ada sisi feeler ada sisi thinker.

sisi feeler:

menanam beberapa potong bibit yang kusemai tiap malam, meramu jadi satu cerita, pada sebuah toples yang kutalikan dan kupajang disamping vas, di depan teras rumah, di meja teh, ditempat yang cuma aku si empunya nya, pun tanpa ibu dan riuh. aku tak pernah haus karena selalu berbekal awan, isinya air dan bisa kuambil kapan saja ku mau. 

aku tak pernah lapar karena aku membawa pohon mimpi. buahnya tak terlalu manis dan kadang pahit tapi cukup mengisi lambung jika mulai kusut. aku penyendiri di padang yang sepi dan itulah mimpiku. menghidupinya. tapi ada satu tuan yang kutunggu walau berbicara mau pun aku tak pernah. 

walau tadi kuceritakan rumah kecilku sedamai itu, dalamnya masih berserak. belum sempat kurapihkan dan aku pun bukanlah seorang putri pemilik mata lentik simetris, berbibir merah dan berwajah cerah dan tirus. aku hanya sampai pada seorang remaja berkacamata jika bekerja, selalu memegang tetikus, memandang monitor dan tidur jika lelah. bukan pembawa sifat keibuan, semuanya kuukur apakah ini benar atau salah, melenceng dari data atau tidak. 

bukan yang cantik, entah mengapa menjadi cantik belum menjadi daerah yang kutapaki. ada sih sedikit, tapi rasa takut akan konsekuensi kecantikan masih menjadi jaketku hingga aku menyerupa malas bersolek dan sebagainya. aku pernah suatu menit memoles bibirku dengan lipstik ibu dan voila! lebih baik! tapi aku tak suka wanginya, bibirku juga jadi kering tak karuan. aku juga lebih merasa terbiasa pada warna bibirku semula. intinya aku belum dan tak cantik seperti yang tuan inginkan. jadiaku mundur.


sisi thinker:
yauda terima aja faktanya ngab. kita survive sebagai homo sapiens sampe detik ini karena gen kita menyeleksi mana-mana aja yang bisa jadi amunisi untuk sintas pada seleksi alam. ya wajar aja kalo cowo as a male sapiens, memilik yang estetika wajahnya bagus, sifatnya keibuan dsb. karena dari sisi evolusi aja, cantik dan keibuan emang paling baik untuk nganterin ke survivabilitas. kalo ga cantik ya ga tertarik, kalo ga tertarik ya gada fertilisasi, kalo gada fertilisasi ya ga sintas. as simple as that. keibuan juga dah. ya kalo ga keibuan, emak2 jaman food gatherer bisa2 matiin anaknya sendiri. itu faktanya, apriodita aulia absen lapan. ya terus siapa sih yang ga suka sama sesuatu yang nilai estetikanya tinggi?

esttetika pun kalo ditarik ke belakang ya baliknya ke seleksi alam tadi. kita melihat padang rumput dan sungai yang mengalir lebih indah dari gurun yang kering. kenapa? ya jelas karena si padang rumput dan sungai secara fakta bia menunjang kehidupan, memperpanjang masa hidup, bisa buat makan, tempat tinggal dsb. 

jadi apriodita aulia absen lapan, kalo mau masuk ke seleksinya si tuan, ya harus bisa masuk ke matriksnya dia dong. ya gimanapun lu harus cantik. tapi again balik lagi dit, untuk urusan decision making/pengambilan keputusan, gw harus pake framework ekonomi. cost and benefit. apakah cost yang akan gw bayar a.k.a rawat diri jadi cantik, akan sepadan dengan gain yang gw dapat a.k.a bikin dia tertarik? coba dicek lagi faktanya. gali terus, bikin matriks kalo perlu. simpel. semangat ! ehe

Comments

Popular Posts