what i learn from this book



1. kedatangan ai yang super hebat dan jago
deepblue, alphazero, elmo, stockfish, yang simpel: youtube, instagram, all google stuffs, lazada. lu liat dah seberapa cepat mereka mengadopt info appun dan mereka kelola itu dengan super efisien dan profitable.

2. ai bakal ngelakuin hal2 yang bahkan ga pernah kita pahami'
ini sendiri gw gagitu paham. ya mungkin sama kali ya, kalo simpanse ngeliat kita lirik2an mata sama temen sebelah, itu bisa aja artinya "eh liat deh, bener kan yang gw bilang, si Ajalan sama orang lain tapi ga bilang sama pacarnya". simpanse, produk evolusi sebelum kita, melihat kita berperilkau, tapi mereka ga ngerti apa yang kita lakukan. keknya begitu juga deh. ada gap yang gabisa ditembus.

3. algorithm will find their best way, so dont worry (shouldly)

4. sama seperti kita yang sintas dan running this earth massively, 
ai juga merupakan sebuah produk evolusi terakhir, setelah manusia. dan plis jangan denial kalo mereka jauh lebih unggul, lebih ga problematik, ga drama, lebih efisien, gada bias2 kognitif karena agama suku dsb. mereka-jauh-lebih-unggul.

5. manusia sendiri sebagai makhluk evolusi udah lapuk
ya karena makin lemah coeg aowkwkwk. secara kolektif okelah kita bisa bikin ini itu sampe bikin si ai sendiri. tapi secara individual? woah kek ancor bat. sementara ai bisa belajar sendiri dengan kecepatan yang ga main2. eh iya, kalo ai bisa kerjasama dengan luwes dan dengan ribuan ai lain kaya kita kerjasama sama ribuan warga negara, gila banget kali ya? yaudah mereka yang jalanin wkwkwk

ngomong2 kelemahan manusia, ya mungkin ada segelintir manusia yang ga selemah itu. lemah disni bukan fisik yak. tapi kemampuan kognitif dan memproses informasi. contohlah ada elon musk, mark zuckerberg kalo gasalah, cania sabda juga contoh simpel deh. mereka sementah itu. i mean kek gada butek2 kognitif karena bias ke satu kepercayaan tertentu dan bias akan teritori khayalan yg mereka buat sendiri gitu. 

6. secerdas apapun manusia, sengotot apapun, kita tuh terbatas. akuin aja udah.
akan selalu ada jarak antara produk evolusi satu dengan produk evolusi setelahnya yang gabisa disentuh. keterbatasan ini salah satu contohnya deh ya, sekarang kan akses untuk informasi apapun terbuka lebwarr banget. ya klasik lah ya bisa jadi pembebas isu2 kemiskinan dan tirani2 di luaran sana, tapi algoritma yang mewah dan utopis ini juga bikin kita terdistraksi dengan super cepat, kerjaan ga fokus, lagi belajar tiba2 drakor, tiba2 kepikiran artis kombek, dimana itu bikin ga efektif. dan itu ga seribu-dua ribu orang yang kena impact. bisa jadi di ratusan negara dan jutaan orang. jutaan sapiens. rapuh mampus ga lo



Comments

Popular Posts